Critics

Fals Melulu?

Dunia desain di Indonesia berada dalam kekacauan yang, bila dilantunkan menjadi lagu, menyakitkan. Iya, pernyataan menyebalkan ini sepenuhnya tanggung jawab saya, karena seiring semakin kaya dan ramainya lagu-lagunya tercipta disekeliling saya, nada falsnya tidak kurang juga. Dan (rasanya) tidak banyak juga yang menyadari, apalagi peduli.

Saya tadi duduk di bangku tunggu penumpang di terminal satu bandara Soekarno Hatta, di lorong sebelum masuk ke gate. Bangku rendeng tiga tempat saya duduk berada di depan pintu keluar ruangan merokok, menyisakan jarak 50 cm dari pilar. Terlalu sempit untuk jadi lorong, terlalu lebar untuk tidak dilewati. Jadilah itu lorong ‘tidak resmi’ yang membuat jadi terdorong-dorong setiap orang memaksakan lewat. Fals.
… Continue Reading »