Okay, saatnya ngobrolin yang sedikit ‘teknis’. Komposisi. Apa sih komposisi? Kata kamus, composition is the artistic arrangement of the parts of a picture. Sesederhana itu. Nah, komposisi jadoel, alias yang konservatif, menurut saya, tetap harus dimengerti. Bukan berarti jelek loh, karena foto-foto terbaik kebanyakan tetap dibangun diatas komposisi yang cukup konservatif dan sederhana (lagipula, saya tidak bisa bilang foto-fot0nya jelek, karena contoh foto yang dipakai juga foto saya sendiri). Mengertilah yang dasar dulu, baru tahu cara mem-‘bengkok’-kannya, bukan?
Beberapa contoh komposisi dasar tersebut:

Centre composition, menaruh objek di tengah (Femalography, 2006)

1/3 rule, menaruh horizon atau objek di 1/3 tinggi atau lebar foto (Belitung, 2009)

Give enough headroom, ruang kosong di atas kepala harus cukup (Makarizo Print Ad, 2008)
Nah, kenapa kita tidak membuat komposisi-komposisi lain yang lebih asyik? Saya akan share sedikit dari banyak contoh yang saya bagikan di workshop ‘Identity’ di Universitas Pelita Harapan, Maret 2010 ini. (Btw, kenapa namanya Identity ya? Padahal ga ada ngomongin identity sepanjang workshop).

Top down, memotret dari atas ke bawah (Barcelona, 2006)

Extreme proporsion, taruh objek kecil di tengah lingkungan besar atau sebaliknya (Granada, 2006)

Up Close & Personal, cermati detail kecil di sekeliling and be amazed (Ujung Kulon, 2007)

1/5 rule, lebih asyik dari aturan 1/3 (Paris, 2008)
Pada intinya, komposisi itu dipikirkan supaya foto menjadi lebih menarik dan punya kekuatan. Nah, permasalahannya itu ada di masalah enak ga enak dipandangnya. Hey, bukankah ini seni? Bila semua orang setuju akan hukum komposisi yang baik, so pasti berarti itu adalah komposisi yang boring.
Sedikit soal workshopnya sendiri. Saya harus angkat kedua jempol saya untuk mahasiswa UPH yang mengadakan workshop ini. You guys really know how to have fun, don’t you? Selayaknya EO profesional, workshop ‘Identity’ punya semuanya: MC yang kocak, peserta yang antusias, musik yang seru selama acara (malah pada asik karaoke pas jeda, tidak merdu pula), ruangan yang besar dan sejuk serta alat pendukung spt proyektor yang bagus.
Acara dikemas dalam 3 segmen: ‘kuliah’ soal komposisi (senang berasa jadi dosen), lomba foto dan penjurian terbuka. Hasil lomba fotonya ternyata cukup mengagetkan (ga kaget sih, mahasiswa senirupa itu cuma perlu sedikit arahan pasti langsung men-canggih hasil fotonya) dan penjuriannya seru banget (termasuk buat jurinya, setiap nilai harus disebutkan dengan lantang). Sedikit promosi, seluruh konsep acara lahir dari saya sendiri (I told you, it’s worth paying me!). Sebagai penutup, terima kasih untuk: Pak Ibam dan Pak Arthur dari UPH yang menemani saya menjuri, para panitia yang handal dan semangat karaoke, tim saya yang selalu setia menemani, and last but not least, para peserta workshop yang tekun mendengar celotehan saya.

Jadi pak guru lagi

Lomba foto

Registrasi hasil lomba

Para juara

Nama penjahat di t-shirt panitia