
Piyu
From hundreds of media coverage of ‘In My Room’ exhibition/book, I only wrote one article by myself, published by Rolling Stones in Dec 2009. Here it is:
Mengapa kamar? Mengapa portraiture? Bagaimana bisa masuk ke kamar lebih dari 100 orang tokoh di Indonesia?
Semuanya berawal dari keinginan saya untuk keluar dari comfort zone saya dua tahun lalu. Sejak awal saya jatuh cinta pada dunia kreatif, saya percaya bahwa insan kreatif manapun hanya bisa menjadi besar dan matang bila ia tidak berhenti menantang diri dan kemampuannya dengan selalu mencari tantangan dan pelajaran baru di luar bidang yang telah ia kuasai. Ibaratnya, jangan takut untuk menjadi anak TK lagi.
Setelah buku saya yang pertama, Femalography, yang notabene sangat konseptual, menampilkan tehnik terbaik yang saya punyai, penuh dengan detail dan kematangan ide, saya merasa sudah saatnya keluar dari lingkup yang telah dijalani selama 5 tahun pembuatan bukunya. Muncullah di benak saya untuk membuat pameran yang tidak berkonsep (it’s all about capturing, not creating), tidak memakai teknis fotografi yang canggih, tidak melibatkan survei lokasi dan juga tidak ada diskusi terlebih dahulu dengan subjek fotonya. Saya pikir, pasti seru! Saya pikirkan lagi selama 3 menit lebih lama, dan lahirlah ide untuk membuat portraiture dari 100 tokoh Indonesia, di kamarnya yang paling pribadi. Pasti ini akan menarik untuk saya, untuk para tokoh itu sendiri dan juga untuk yang melihat hasilnya kelak.
Tantangan terbesar ada dari segi penjadwalan, karena semuanya sama-sama sibuk. Tetapi rata-rata semua tokoh yang dihubungi mau difoto, dan terlihat excited, karena mereka juga belum pernah mengalami pemotretan seperti ini sebelumnya. Saya pikir, dalam retrospeksi saya, ide yang baik akan membuahkan respon yang baik. Saya pikir orang-orang ini rela difoto di kamarnya masing-masing karena mereka menaruh respek kepada ide itu sendiri, dan cukup penasaran juga untuk melihat hasilnya, yang akhirnya baru mereka bisa lihat pertama kalinya pada saat pameran dan peluncuran bukunya di Senayan City pada tanggal 23 Oktober yang lalu.
Ini benar-benar petualangan. Banyak kejadian seru dan lucu terikut di dalamnya. Pada saat saya masuk ke kamar Ringgo, saya melihat kamar yang benar-benar kosong melompong. Apalagi yang bisa difoto kalo bukan Ringgo sendiri, saya pikir. Dan tentu saja, harus gokil. Begitu juga dengan foto Denada. Wanita cantik ini, yang menurut saya dari dulu selain memiliki suara dahsyat tetapi juga gokil dan rock n rollin’, dengan santainya datang dengan konsep untuk berpose didalam sehelai sprei. Mengapa tidak?
Pada akhirnya, hal terpenting dalam petualangan ini tidak lain tidak bukan adalah penangkapan karakter. Karakter yang tergali akan menarik untuk dilihat, dinikmati, bahkan dicermati. Sebagai fotografer, itu artinya pencapaian, prestasi dan tentu saja, kepuasan batin.

Andra Matin

Daniel Mananta

Joko Anwar

Julie Estelle

Martha Tilaar

Nirina Zubir

Rachel Maryam

Wimar Witoelar

Ringgo Agus Rahman

Shelomita

Wulan Guritno