Gili Trawangan, Lombok, 2010

Sunset at Gili Trawangan

Lombok oh Lombok.. 18 tahun tak bersua, tetap terasa mesra.

Tahun 1992 pertama kali saya menjejakkan kaki di Gili Trawangan setelah lelah mendaki gunung Rinjani, hanya ada satu penginapan yang penuh nyamuk disana. Kini, seluruh pantai telah terisi hotel dan motel yang rata-rata menyediakan fasilitas menyelam yang lengkap.

Saya memutuskan untuk menginap di Dream Divers, sebuah hotel yang dimiliki orang Jerman dan kebanyakan staf-nya orang Jerman juga. Harganya berkisar dari USD 40-100 tergantung tipe kamar dan hi-lo seasons. Air mandinya benar-benar fresh water dan dua kamar berbalkon yang menghadap laut benar-benar menyenangkan.

Diving dengan Dream Divers berkisar USD 30-39, tergantung apakah kita turis lokal/asing, bawa alat selam sendiri atau tidak, dan mengambil berapa kali penyelaman. Makin banyak, makin besar diskonnya.

'Nemo' at Coral Fan Garden Site

Cute 'nemo' at Coral Fan Garden

Mantis at Frog Fish Point

Sea turtle at Coral Fan Garden

Alam bawah laut Lombok bagi saya tidak istimewa dan banyak sites yang telah hilang terumbunya, tinggal rubles. Tetapi ada beberapa sites yang saya rekomendasikan, diantaranya Shark Point dan Manta Point (yang hampir ga pernah ada manta-nya). Manta Point mempunyai seascape yang cantik, sedangkan favorit saya, Shark Point, asik sekali. Dalam dua penyelaman ke Shark Point, saya menemui black-tip dan white-tip sharks, leaf fish, banyak penyu, pigmy seahorse Hippocampus Denise, dan, manta! Well, I don’t mind being lucky ;).

Another turtle swimming beside me at Shark Point

Leaf fish at Shark Point

Moray Eel at Coral Fan Garden

Untuk mencapai Gili Trawangan (yang bersebelahan dengan Gili Meno dan Gili Air), dari lapangan udara, kita bisa mengambil taksi seharga lebih kurang 150 ribu menuju pelabuhan Bangsal, dan menyeberang dengan perahu seharga 10 ribu rupiah, atau carter perahu seharga 180-200 ribu rupiah. Sesampainya di Gili, sebaiknya jangan naik andong, karena tarifnya mahal sekali, 50 ribu sekali antar, padahal hotelnya hanya 50 meter dari pelabuhan.

Jangan kaget bila banyak pengalaman tidak menyenangkan dengan porter-porter perahu yang memaksa mengangkat koper dan tas kita, ataupun awak perahu yang sama sekali tidak mau ringan tangan membantu, sedikitpun! Atau pengalaman lainnya, sudah mencarter perahu untuk kita sendiri, tiba-tiba pas mau berangkat dimasuki penumpang lain juga. Di mata saya, komersialisasi pariwisata Lombok yang tidak disertai edukasi keramahtamahan dan sopan santun dari pemerintah sekarang berakhir dengan salah kaprah mata duitan yang menyebalkan.

Jangan lupa, sewa sepeda dan berkeliling Gili. Sunsetnya hampir selalu asik, tetapi jangan lupa bawa air minum, karena hampir tidak ada warung di daerah barat pulau.

Riding to the west of Gili

Sunset and a bottle of beer. Hard to beat.

Tags: , , , , , , , , , , ,