Petikan wawancara saya dengan majalah Aplaus, Oktober 2010.
Bagi kamu, dunia fotografi ini seperti apa?
JERRY: Fotografi adalah jalan hidup bagi saya. Fotografi adalah sarana untuk berekspresi, kunci untuk membuka banyak pintu, merupakan akses untuk bertemu banyak orang dan juga sarana untuk mengunjungi banyak tempat.
Hal-hal apa yang bisa memaksa kamu untuk berhenti melakukannya?
JERRY: Hmm.. good question. Hanyalah rasa bosan, yang kelihatannya enggak akan saya punyai dan enggak akan terjadi. Karena hampir tidak mungkin saya bisa bosan dengan fotografi.
Ada yang mengatakan tidak ada standar yang pasti bagaimana sebuah foto itu dikatakan bagus. Kalau menurut pendapat kamu pribadi, sebuah karya fotografi yang baik dan bagus itu seperti apa?
JERRY: Karya foto yang bagus itu adalah karya foto yang bisa memenuhi tujuannya. Karena setiap foto diciptakan untuk tujuan tertentu. Misalnya, dibuat untuk menyampaikan pesan tertentu, untuk meningkatkan penjualan, untuk dokumentasi, untuk menunjukkan eksistensi diri, dan seribu satu tujuan lainnya. Selama dia masih memenuhi tujuan itu dengan baik, bisa dikatakan itu fotografi yang baik.
Jujur ya, pernah enggak kamu mengalami kegagalan selama menjadi fotografer? Misalnya, dikomplain klien?
JERRY: Terlalu banyak kegagalan yang terjadi dibanding kesuksesannya :). Saya rasa didalam pekerjaan, kegagalan jauh lebih banyak daripada kesuksesannya. Dan kesuksesan tidak akan terjadi juga tidak belajar dari kegagalan. Kalau dikomplain klien juga pernah, biasanya terjadi protes atau ketidakpuasan yang lain-lain. Ini pasti ada sebab akibatnya. Dan penyebabnya itu terjadi karena kurangnya pemahaman yang selaras antara fotografer dengan kliennya, sehingga kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Itu semua hanya masalah komunikasi yang juga dilakukan denagn benar, maka akan gampang sekali dihindari.
Apa yang paling penting dalam sebuah karya foto? Bagaimana dengan orisinalitas?
JERRY: Yang paling penting adalah ide. Kamera itu tidak lain tidak bukan hanyalah sarana untuk merealisasikan apa yang ingin kita gambarkan. Alat bukanlah pencipta ide, tetapi ide itu datang dari fotografernya sendiri. Itulah yang banyak dilupakan fotografer, sehingga enggak bisa menginspirasi sesuatu yang baru dan enggak bisa memberikan sebuah gagasan.
Bicara orisinalitas. menurut saya itu sesuatu yang penting tetapi enggak boleh menjadi sesuatu yang terlalu penting. Orisinalitas itu berkaitan erat dengan identitas. Seringkali anak-anak muda punya rasa lapar yang tinggi terhadap identitas itu sehingga belum apa-apa malah sudah berusaha untuk meng-establish-kan diri tentang orisinalitasnya. Padahal itu hanya boleh terjadi setelah dia memang sudah terasah, sehingga identitas itu bisa terbentuk dengan sendirinya. Pada saat itulah dia meraih keoriginalannya yang paling benar. Banyak meniru atau ingin sama dengan idolanya, itu sih masih dalam tahap belajar.
Apa sih yang membuat kamu percaya diri menyebut diri kamu sebagai fotografer?
JERRY: Ketika saya bisa menghidupi diri saya dari foto-foto yang saya buat.