
Asiiiek, dapet kue!
Satu dekade. 10 tahun. 120 bulan. 3,652 hari. 87,648 jam. Atau 5,258,880 menit yang lalu, ketika saya memutuskan untuk menentukan jalan hidup saya sendiri menjelajahi belantara dunia industri kreatif di Maret tahun 2000. Hari ini, Jerry Aurum Design & Photography (JADP) masih berdiri disini, still rocking and rolling around, mencoba membuat perubahan buat dirinya sendiri, dan mudah-mudahan, untuk sekitarnya.
Lho, koq jadi serius begini? Maaf, tadi kebawa emosi jiwa, abis kalo dipikir-pikir, diinget-inget, betapa manis dan penuh kenangan 10 tahun yang terjalani ini, boleh untuk nyaingin cerpen di majalah remaja. Kisah JADP sendiri pernah diulas di posting blog ini tahun lalu, From Hobby to Business and How I Started It. Cerita singkatnya, pada saat itu saya berumur 23, belum lama tamat dari ITB, mau sekolah lagi tidak ada uang tetapi sudah kebelet mau jadi entrepreneur, karena tidak mau terkekang oleh aturan main di perusahaan orang lain. Jadilah perusahaan beranggotakan, hmm, satu orang, yaitu saya sendiri, berkembang menjadi dua (nambah satu kurir, masih nyapu ngepel sendiri), lalu jadi puluhan, mengkoleksi klien-klien di berbagai negara, menunaikan beribu proyek, membangun sendiri studio tiga tingkat, memotret keliling berbagai benua, dari udara, darat hingga dalam lautan, berpameran ke manca negara, menerbitkan buku dan menebar ilmu di berbagai seminar. Kedengarannya mantap, bukan? Lagi-lagi maaf, tidak.
Mempertahankan JADP di garis depan tidak semudah, atau sekeren itu. Jadi ga mantap-mantap amat jatuhnya. Terlalu banyak kesalahan yang saya lakukan, mungkin bisa jadi buku baru: Uncountable Stupidity of Me, yang tebalnya bisa buat nimpuk guk-guk. Untungnya, karena saya terlalu pelupa, jadi yang kebodohan yang diinget juga sedikit.
Gosip yang sudah mampir juga tidak kalah canggih. Saya pernah digosipin jadi anak menteri sehingga bisa buat pameran di berbagai negara. Atau digosipin jadi penanam modal Sour Sally. Pernah digosipin sebagai fotografer yang rela meninggalkan klien kalau tidak sependapat. Atau tidak sudi memotret orang jelek. Atau dikatakan saudaranya Delon (saya ini bapaknya!).
Sejak beberapa tahun lalu, JADP kembali menjadi mungil, dan berusaha sebaik-baiknya untuk tidak tumbuh besar kembali, karena saya ternyata tidak berminat mengurus perusahaan dengan orang banyak. Banyak mengurus jadi sedikit memotret. Tidak asik. Jadi, the company should stay small, the jobs should be big.
Supaya tidak kepanjangan, saya buat jadi bullet points saja ya, apa yang bisa saya inget-inget dalam 10 tahun aksi sepak terjang, jungkir balik, kayang, head-spin dari JADP (sebagian dalam bahasa Inggris, karena kebetulan kedengarannya lebih keren):
- Climbing up is never be that difficult. Keeping the team intact is.
- Fotografi memperkenalkan beribu hal baru: naik helikopter, melihat wanita telanjang (hmm, udah pernah sih sebelum mulai motret), mengunjungi Bahama, menerbitkan buku, makan konro dengan wapres, dirayu sosialita (ouuch), melihat sekolah miskin, tidur di jalan dan banyak lagi
- We have done too many mistakes to count, but I hope people remember our goodness more.
- God knows how much I love what I do, and how I hate doing its admin! I always lose my pen and can never find my stapler.
- Don’t talk about idealism when we are in our ideal situation. When we’re in deep shit, prove it.
- Tiga hal yang bikin saya merasa hidup: eksplorasi ide, memotret dan mendesain. Sisanya, saya jalani supaya tetap hidup.
- Entrepreneurship can be very lonely. Lucky I was well prepared when starting it.
- There is no such establishment. Changes constantly shake it and keep us dancing and rock n rollin!
- Good clients are such a treasure. So are good friends.
- Don’t get into dirty deals. Be a lawyer if you want to do so.
- Never give up. No one wants to deal with losers. Losing doesn’t make us a loser.
It is the 10th year of our journey. I hope we’ll be around for another 100 years and still inspire others in another 1000 years.